Jumat, 11 Mei 2012

Sinopsis : Padang Bulan Karya Andrea Hirata

Sampul depan menggambarkan dua merpati putih yang sedang bertengger pada sebuah pohon rindang. Dikemas dalam lukisan cat air. Jujur saja, saya tertipu dengan sampul itu. Judulnya kan Padang Bulan, kenapa bukan gambar bulan yang ditampilkan? Mungkin hanya yang mengerti seni sastra lah yang mampu memahaminya, dan itu tidak berlaku bagi saya. Ah, sudahlah usah kau pikirkan masalah sampul itu, nanti juga kalian akan tahu sendiri maknanya setelah membaca novel ini :) . Setelah saya membaca Padang Bulan, saya menarik kesimpulan bahwa judul pertama dwilogi ini bercerita tentang perjuangan dan kecemburuan. Dua hal yang tidak berhubungan, bukan? Jadi begini, kiasan perjuangan ditampilkan oleh Andrea lewat sosok Enong, gadis kecil berusia 14 tahun yang harus berjuang bagi keluarganya setelah ditinggal wafat oleh ayahnya, karena ia merupakan anak sulung. Dalam tata masyarakat Melayu, menurut Andrea, anak sulung harus menjadi tulang punggung yang harus bertanggung jawab memikul beban hidup keluarga. Maka, Enong harus merelakan masa kecil dan remajanya demi kebahgiaan Ibunda serta adik-adiknya. Maka dimulailah kisah-kisah perjuangan Enong yang penuh inspirasi. Andrea mampu menyajikan bahwa dalam diri setiap manusia terdapat kekuatan yang bahkan tidak disadari seseorang. Lewat Enong (yang selanjutnya dikenal sebagai Maryamah), kita akan diajak untuk merasakan pahit getir perjuangan hidup seorang gadis kecil yatim. Ia rela melakukan pekerjaan apapun demi kebahagiaan keluarganya, dan demi cita-cita agungnya, menjadi guru bahasa Inggris. Ya, Enong sangat senang pelajaran ini sejak ia mengenalnya. Mimpi memang dapat menjadi stimulan bagi kita dalam mengarungi hidup. Lalu, tentang kecemburuan? Nah, di sinilah jawaban atas pertanyaan pembaca tentang akhir kisah cinta Ikal dan A Ling yang agak ‘kabur’ pada ending Maryamah Karpov. Pada edisi ini, kisah cinta mereka semakin tumbuh dan berkembang layaknya sebatang pohon bunga melati. Semakin merekah, namun bunga itu menarik perhatian kumabng untuk menghisap sarinya. Di sinilah Ikal mengenal apa itu ‘cemburu’. Parodi cinta yang menyegarkan. Simak definisi Ikal akan kata ‘cemburu’ : Cemburu adalah perasaan yang baru kukenal, baru pertama kali kualami. Ia adalah pendatang baru dalam register perasaanku. Sungguh ganjil rasa cemburu, sungguh berbeda rasa sakitnya. Di kepala, rasanya seperti disiram seember air es. Di mulut, rasanya seperti tergigit semut rambutan. Di dada, rasanya menggeletar.

0 komentar:

Posting Komentar